Tepat jam 12 siang hujan mulai mengguyur sirkuit dan membuat lintasan jadi licin dan berlangsung sampai sore menjelang tayangan dragbike berakhir. Ajian mengurangi tekanan angin pada ban banyak dilakukan oleh mayoritas pebalap. Itupun dilakukan dengan feeling sembari mencet mencet ban. Beberapa diantaranya menambahkan trick geber gas dengan lembut.
Dwi Batank akhirnya mampu mengalahkan pesaing utamanya yaitu Eko Codok dengan selisih 1 point. Kondisi hujan membuat mereka berdua tidak bisa all out. Dwi Batank maupun Eko Codok hanya dapat juara 1 di satu kelas dari 5 kelas wajib. Dwi Batank unggul diperolehan point dengan beraksi sedikit sabar. Sementara Eko Codok justru tampil kemrungsung. Celakanya di 5 kelas wajib salah satunya kena jump start.
Niko Sakau nyaris sama dengan Eko Codok, selain kendala lintasan basah dan licin kakinya mengalami cedera serius. Praktis sangat berpengaruh pada aksinya, karena kaki kiri yang cedera bekerja lebih berat mengoper tuas gigi perseneling. Padahal selain kelas wajib ia juga ikutan beberapa kelas lain.
Tergiur hadiah utama membuat AP. Mbotet turun gunung setelah vakum cukup lama. Sayang di kelas wajib ia hanya mampu nembus 3 besar di satu kelas saja. Namun di kelas localan timnyayaitu VP 88 Putra Wardana Boyolali mendapat 3 besar di 3 kelas yang berbeda dengan motor setingan anyar. Dengan jentelmen ia mengakui kekalahannya dan sangat kaget dengan perkembangan dragbike sekarang.
Penulis : Unang | Foto : Unang
Source: http://www.otomotifzone.com/2016/01/25/dragbike-slawi-2016-lebih-lembut-dan-hadiah-motorpun-direbut/#ixzz40rS3y7H5http://www.otomotifzone.com/2016/01/25/dragbike-slawi-2016-lebih-lembut-dan-hadiah-motorpun-direbut/#ixzz40rS3y7H5
0 komentar:
Posting Komentar